Pada konstruksi dengan material berbahan dasar dari kayu, terutama untuk produk-produk kayu olahan seperti kayu lapis (plywood), blockboard, papan partikel (particleboard), Laminated Veneer Lumber (LVL), Cross Veneer Lumber (CVL), oriented strandboard (OSB) dan wafer-board, kayu lamina (glulam – glue laminated), dan sebagainya, perekat (adhesives) memainkan peranan yang cukup penting dalam menjamin mutu produk kayu olahan tersebut.
Perekat mempunyai fungsi sebagai laminasi produk kayu olahan, dapat meningkatkan kekakuan struktur dan produk panel non struktural, penggabungan sambungan ujung kayu, dan guna perbaikan kayu. Struktur kayu komposit seperti kayu lapis , strandboard berorientasi (OSB) dan wafer-board, prefabrikasi kayu I- balok , laminasi paralel untai kayu (PSL) , laminated veneer lumber ( LVL ) dan glulam tergantung pada perekat untuk mentransfer tegangan antara serat kayu yang direkatkan.
Interior suatu bangunan menggunakan produk kayu olahan seperti papan partikel, yang digunakan untuk furnitur dan beberapa aplikasi struktural seperti dasaran lantai, dan kayu lapis, yang digunakan untuk mebel dan panel dekoratif, juga mengandalkan perekat untuk melapisi bahan kayu.
Pemilihan, tingkat aplikasi, dan kondisi perawatan untuk perekat produk-produk tersebut dikontrol pada titik awal pembuatan. Yang menjadi pertanyaan pada aplikasi perekat pada produk kayu ini adalah mengenai ketahanan dan lamanya rekatan, keandalan, ketahanan terhadap faktor lingkungan, dan emisi bahan kimia yang mudah menguap ke dalam ruang bangunan.
Terdapat dua jenis perekat yang umum digunakan untuk pembuatan produk kayu olahan ini, yaitu urea- formaldehida hyde (UF) yang hanya cocok untuk penggunaan produk interior dan fenol-formaldehida (PF) yang digunakan untuk aplikasi eksterior.
Perekat urea-formaldehida adalah perekat tebal yang akan mengering menjadi padat tak berwarna. Perekat UF sangat ekonomis dan mengering cepat tetapi tidak cocok untuk kondisi basah. Untuk alasan ini, perekat UF banyak digunakan untuk panel-panel dimaksudkan penggunaan nonstruktural seperti papan partikel dan kayu lapis (hardwood plywood).
Perekat UF tak berwarna dan karena itu memiliki keuntungan lebih lanjut tidak mudah kusam dari permukaan veneer yang digunakan untuk panel kayu interior. Bahan baku untuk perekat UF berasal dari turunan gas alam melalui intermediasi amonia untuk urea dan metanol pada formaldehida.
Perekat fenol-formaldehida (PF) berwarna ungu-coklat tua dan memberikan garis lem gelap yang terkait dengan produk seperti kayu lapis dan OSB. Dikenal sebagai fenolat, PF merupakan turunan dari minyak mentah dan resin utama yang telah disetujui untuk pembuatan produk kayu olahan untuk aplikasi eksterior. Perekat PF digunakan untuk pembuatan glulam, PSL, LVL, kayu lapis, OSB/waferboard dan untuk meningkatkan tegangan sambungan jari pada kayu.
Perekat PF agak lebih mahal daripada perekat UF dan menunjukkan tingkat yang lebih rendah emisi formaldehida. Disamping itu, terdapat pula perekat Resorsinol-formaldehida (RF) yang merupakan zat fenolik yang lebih reaktif daripada perekat PH. Lebih reaktif dimana pengeringan lebih cepat dan berlangsung pada suhu kamar atau di bawahnya. Perekat ini memiliki sifat dasar yang sama sebagai perekat PF. Namun, harganya yang mahal membuat dalam prakteknya sering dicampur dengan perekat PF untuk menghemat biaya.
Formaldehida merupakan bahan kimia yang digunakan dalam pembuatan banyak produk yang tergolong kontemporer, misalnya kain pelapis/terpal, pakaian pres permanen, dan karpet. Juga merupakan komponen perekat yang digunakan untuk memproduksi sebagian besar panel-panel kayu dan produk komposit kayu. Formaldehida merupakan suatu penyebab iritasi alergi terhadap beberapa orang ketika terpapar dalam waktu yang lama dan tingkatan yang tinggi. Pada bangunan efek atau pengaruh ini dapat diperparah ketika bangunan memiliki tingkat pertukaran udara di bawah standar yang diijinkan.
Tingkat emisi formaldehida dari setiap produk baru sangat bergantung waktu. Tingkat emisi tertinggi terjadi ketika produk baru dibuat, dan terus menurun seiring dengan waktu. Beberapa negara, termasuk Amerika dan Kanada, telah secar ketat mengatur tingkat emisi atau batas penggunaan jumlah formaldehida yang diijinkan yang dapat dipancarkan oleh bahan bangunan dan isinya.
Produk kayu yang dibuat dengan perekat PF memiliki tingkat rendah emisi formaldehida karena resin fenol kimia semua menjadi formaldehida. Karena komponen formaldehida dari perekat UF tidak sepenuhnya ditentukan oleh urea, beberapa bebas menguap. Produsen perekat diharuskan memenuhi standar keamanan emisi dengan mengurangi kandungan formaldehida dan konsekuensinya meningkatkan jumlah perekat dan waktu pengeringan.
Dengan demikian menjadi tantangan bagi ahli kimia untuk menemukan perekat yang berbiaya rendah tapi juga ramah lingkungan, sehingga aman digunakan untuk produk-produk kayu olahan.***
Oleh : Dr. Achmad Basuki, ST., MT.
Dimuat di Harian JOGLOSEMAR, Minggu 27 Oktober 2013